Hellblade: Senua’s Sacrifice, dirilis oleh Ninja Theory pada tahun 2017, adalah sebuah game yang berhasil memadukan elemen narasi emosional dengan pengalaman visual dan audio yang menakjubkan. Game ini dikenal sebagai salah satu karya seni interaktif yang menyelami tema-tema kompleks seperti trauma, kesehatan mental, dan mitologi, di mana pemain mengikuti perjalanan Senua, seorang prajurit Celtic yang berusaha menyelamatkan jiwa kekasihnya dari dunia orang mati.
Baca Juga : Assassin’s Creed Valhalla: Petualangan Epik di Dunia Viking
Plot dan Karakter Utama
Ceritanya mengikuti Senua, seorang prajurit Pict yang menderita dari psikosis—kondisi yang memengaruhi persepsi realitasnya. Setelah kekasihnya, Dillion, dibunuh oleh suku Viking, Senua memulai perjalanan ke Helheim, dunia orang mati dalam mitologi Norse, dengan harapan dapat mengembalikan jiwa Dillion. Sepanjang perjalanannya, Senua menghadapi tantangan fisik dan mental, termasuk bisikan-bisikan suara dari dalam pikirannya yang disebut sebagai “Furies”.
Narasi dalam Hellblade sangat berfokus pada kondisi mental Senua, di mana ilusi, delusi, dan kenyataan saling tumpang tindih. Ninja Theory bekerja sama dengan ahli psikologi dan orang-orang yang mengalami psikosis untuk memastikan penggambaran yang otentik dan sensitif terhadap kesehatan mental. Membuat game ini bukan hanya sebagai permainan, tetapi juga eksplorasi mendalam tentang trauma dan penyakit jiwa.
Gameplay
Hellblade: Senua’s Sacrifice menggabungkan elemen aksi, pemecahan teka-teki, dan eksplorasi yang sangat atmosferis.
- Pertarungan: Sistem pertarungan dalam game ini relatif sederhana namun efektif, menggunakan mekanisme bertarung jarak dekat yang mengharuskan pemain untuk menghindar, memblokir, dan menyerang musuh dengan presisi. Senua bertarung melawan berbagai makhluk mitologis dari dunia Norse. Dan pertempuran tersebut terasa intens karena perspektif kamera dekat dan efek suara yang imersif.
- Puzzles: Pemecahan teka-teki adalah elemen penting dalam permainan. Senua sering kali harus menemukan pola atau simbol di lingkungannya untuk membuka jalan baru atau memecahkan tantangan yang diberikan oleh dunia mistis Helheim. Teka-teki ini sering kali mencerminkan ketidakpastian dan kebingungan yang dialami oleh Senua karena psikosisnya.
- Immersive Audio: Salah satu fitur terkuat dari game ini adalah penggunaan audio 3D yang mendalam. Suara-suara di sekitar Senua, terutama “Furies”, datang dari berbagai arah, memberikan kesan bahwa Senua dikelilingi oleh bisikan suara yang tidak dapat ia hindari. Ini memberikan pengalaman yang sangat intens dan mencerminkan bagaimana orang dengan psikosis mungkin mengalami realitas yang terdistorsi.
Visual dan Atmosfer
Secara visual, Hellblade memukau dengan lanskap yang indah namun suram, menciptakan dunia yang penuh dengan ketegangan psikologis dan mistis. Lingkungan di Helheim dirancang dengan perhatian besar terhadap detail, dari hutan berkabut hingga reruntuhan yang mengerikan. Semuanya menyampaikan suasana yang menghantui dan menggugah emosi.
Representasi Kesehatan Mental
Yang membuat Hellblade unik adalah bagaimana game ini menggambarkan kesehatan mental, khususnya psikosis, dengan cara yang kompleks dan manusiawi. Senua tidak diposisikan sebagai karakter yang lemah atau terpinggirkan karena penyakitnya, melainkan sebagai seseorang yang kuat dan berani meskipun dia terus-menerus berjuang dengan ketakutan dan ilusi. Game ini berhasil menggambarkan bagaimana seseorang dengan gangguan mental mungkin merasa terisolasi, penuh dengan ketidakpastian, dan menghadapi tantangan sehari-hari.
Pendekatan ini mendapatkan banyak pujian dari komunitas kesehatan mental karena penggambarannya yang empatik dan realistis. Ninja Theory berkolaborasi dengan ahli kesehatan mental, termasuk psikolog dan orang-orang yang mengalami psikosis. Untuk membuat penggambaran yang otentik tanpa meromantisasi atau mendistorsi kenyataan.
Penghargaan dan Penerimaan
Sejak peluncurannya, Hellblade: Senua’s Sacrifice menerima banyak penghargaan, terutama untuk narasi, desain audio, dan representasi kesehatan mental. Game ini berhasil memadukan elemen artistik, teknis, dan emosional dengan cara yang jarang dilakukan oleh game lainnya, dan hal ini diakui secara luas baik oleh kritikus maupun pemain.
Kesimpulan
Hellblade: Senua’s Sacrifice bukan hanya sekadar game aksi-petualangan; ia adalah pengalaman yang mendalam dan menyentuh. Yang menantang cara kita memandang kesehatan mental dan memberikan perspektif yang unik tentang perjuangan seseorang menghadapi dunia batinnya. Dengan perpaduan cerita yang kuat, visual yang memukau, dan penggambaran yang penuh empati terhadap psikosis. Hellblade berhasil menjadi salah satu game yang paling berpengaruh di generasi ini.